Gambar Batu Satam Belitung

Hasil Pencarian Batu Satam Bangka Belitung

Batu satam bangka belitung terbanyak dilihat

Hasil Pencarian Batu Satam Belitung Meteor

Batu satam belitung meteor terbanyak dilihat

Daftar harga batu satam belitung meteor terbaru Desember 2024

CINCIN BATU AKIK NATURAL SATAM - METEOR BANGKA BELITUNG

batu meteor tektite satam bangka Belitung random

Cincin Batu Satam-Meteor Asli Belitung

Batu Akik Legend Meteor SATAM Bangka Belitung Asli Hitam Pekat Dim-14 Ring Ukir

Daftar harga batu satam bangka belitung terbaru Desember 2024

CINCIN BATU AKIK NATURAL SATAM - METEOR BANGKA BELITUNG

batu meteor tektite satam bangka Belitung random

Batu Akik Legend Meteor SATAM Bangka Belitung Asli Hitam Pekat Dim-14 Ring Ukir

Hasil Pencarian Batu Satam Meteor Belitung

Belanja di App banyak untungnya:

Hasil Pencarian Batu Meteor Satam Belitung

Belanja di App banyak untungnya:

POSBELITUNG.CO -- Batu satam atau billitonite merupakan tektites khas dari belitung.

Batu ini memiliki bentuk tak beraturan dengan tekstur berurat, dan berwarna hitam gelap.

Batu satam merupakan unsur yang sangat langka yang perlu diakui sebagai warisan geologis.

Melansir dari situs duniatambang.co.id, penamaan batu satam Belitung disebut billitonite karena mengacu pada tempat ditemukannya batu tersebut, yaitu Pulau Belitung.

Di belahan dunia yang lain, tektit juga dinamai dengan merujuk kepada tempat mereka ditemukan.

Seperti Australite yang ditemukan di Australia , Moldavite yang ditemukan di Republik Ceko, dan Ivorite yang ditemukan di Pantai Gading.

Saat ini terdapat empat wilayah sebaran bebatuan tektit di permukaan bumi yang dicatat oleh para geolog:

di antaranya Australasia, Eropa Tengah, Pantai Gading dan Amerika Utara.

Bebatuan tektit tersebut memiliki kemiripan satu sama lain, baik dari sisi fisikal, kimiawi, maupun usia bebatuan.

Tiga di antara empat wilayah persebaran batu tektit tersebut memiliki hubungan langsung dengan keberadaan kawah hasil benturan meteorit di lokasi penemuannya.

Di Belitung, batu satam dijadikan sebagai ikon kota Tanjungpandan, yakni ibu kota dari Kabupaten Belitung.

Sebuah tugu replika Batu Satam berada di tengah-tengah taman kota, tepatnya di Bouevard Simpang Lima Tanjungpandan.

Karena keunikannya, batu satam kerap dijadikan sebagai cenderamata atau oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Belitung.

Di Belitung, masyarakat menjadikannya batu unik ini dalam berbagai bentuk perhiasan seperti cincin, liontin, dan giwang.

Batu berwarna hitam gelap ini juga kerap dipasang di tongkat.

Menurut pengrajin batu satam hitam, Syarifudin alias Udin mengatakan, yang menjadi daya tarik dari batu satam ini adalah umur bebatuannya yang terlibang cukup tua dibandingkan bebatuan biasa.

"Yang paling unik itu pada umur satam itu sendiri," ucap Udin kepada Pos Belitung, beberapa waktu lalu.

"Selain itu memang batu jenis ini juga terbilang cukup langka dan tidak ada di daerah lain. Point pentingnya memang umur satam," tambah Udin.

Geologis Lulusan The Camborne School of Mines, University of Exeter, United Kingdom, Veri Yadi mengungkapkan tektite Belitung yang dikenal sebagai billitonite atau batu satam, berasal dari pecahan meteor yang terjadi sekitar 709‑770 ribu tahun lalu (Rtl) dan termasuk dalam Australian Strewn Field.

Bentuknya seperti kaca atau obsidian, namun mempunyai perbedaan dengan obsidian hasil proses vulkanik dalam hal komposisi kimia dan petrografinya.

Tektite ini tersebar di Australia, Indonesia, (Borneo, Jawa, dan Belitung), Malaysia, Vietnam, Kamboja, dan Laos, termasuk Thailand, Cina Selatan, dan Filipina.

Ditemukan pada endapan alluvial kuarter di timur Belitung, di mana sering ditemukan oleh penambang timah karena keterdapatannya bersamaan kehadiran kaksa (zona bijih timah).

Proses pengendapan aluvial Belitung pada 45‑55 Rtl membawa material berat,

seperti tektite yang telah tersebar di Belitung 700 ribu tahun lalu dan kasiterit (SnO2) yang mengendap secara bersamaan di atas zona batuan dasar yang disebut kaksa.

Batu satam biasanya ditemukan antara kedalaman 2 hingga 5 meter atau bersamaan keberadaan kaksa timah.

Ciri‑ciri umumnya yakni pejal (keras), tidak berongga, serta terdapat kandungan mineral bumi sangat sedikit dan miskin kandungan air (hampir kering).

Jika dikaitkan dengan timah, antara batu satam dan timah tidak memiliki hubungan apapun.

Karena batu satam adalah hasil pecahan meteor.

Di pasar lokal, batu billitonite yang lebih sering disebut penduduk Belitung dengan nama  batu satam ini dijual dalam kisaran harga antara Rp170 ribu hingga jutaan rupiah per butirnya.

Nilai jual batu satam sangat bergantung dengan bentuk, ukuran dan teksturnya.

Penjual batu satam lokal biasanya menggunakan bantuan senter untuk menerawang bentuk batu satam.

Semakin unik bentuknya dan semakin banyak guratannya, maka semakin mahal harga jual batu satam.

Meski kerap diperdagangkan secara terbuka sebagai suvenir khas Belitung, batu satam ternyata tergolong tektit yang sangat langka di pasar kolektor batuan langka dunia.

Ada sebuah tempat di Belitung yang menjadi bukti sejarah ditemukannya batu satam, yakni Garumedang Tektites.

Di Garumedang Tektites, Anda bisa mempelajari tentang sejarah penemuan batu satam, proses terjadi hingga keterdapatan batu satam.

Selengkapnya tentang Garumedang Tektites, baca di sini!.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Berada di sebuah daerah tertentu memang akan sangat tepat dan menarik bila kita kemudian bisa mendapatkan sesutau yang khas dari tempat tersebut. Nah, bila Anda sedang atau akan ke Belitung, ada sebuah benda khas setempat yang sangat spesial bila bisa Anda miliki. Benda khas Belitung dan hanya ada satu-satunya di Indonesia tersebut adalah Batu satam. Batu satam memang sangat sangat khas dari Belitung. Hal ini terlihat dari penetapan batu satam ini sebagai ikon Tanjung Pandan sebagai ibu kota Belitung.

Batu Langka nan Istimewa

http://www.belitungisland.com

Batu satam ini memang terbilang sangat istimewa. Pasalnya, batu satam adalah satu-satunya jenis batuan di Indonesia yang hanya ditemukan di Belitung. Di dunia sendiri, batu satam ini hanya ada dibeberapa tempat saja seperti di Australia dan Cekoslowakia. Batuan ini sendiri termasuk batuan langka. Ini karena batuan ini terbentuk dari proses alam jutaan tahun lalu yang tidak biasa yaitu karena adanya reaksi dari antara batu meteor yang jatuh ke bumi dengan lapisan bumi yang mengandung timah. Seperti kita tahu bahwa kandungan timah di Belitung ini memang sangat besar. Dari sinilah kemudian muncul batu Satam yang indah dan banyak diburu para kolektor batu di seluruh dunia.

Penemuan dan Penelitian Batu Satam

http://www.belitungisland.com

Menilik riwayatnya, Batu Satam ini pertama kali ditemukan oleh penambang timah beretnis China di tahun 1973 pada kedalaman 50 meter di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung. Karena penemuan oleh orang Tionghoa inilah kemudian muncul nama Satam. Nama Satam ini memang berasal dari bahasa Cina yang terdiri dari dua kata yakni “Sa” yang artinya pasir dan “Tam” yang bermakna “empedu”. Dari sini maka Satam berarti empedu pasir. Namun oleh ilmuan lain dari Belanda bernama Ir. N. Wing Easton yang melakukan penelitian ditahun 1922, batu Satam ini diberi nama Billitonite. Istilah lain yang muncul untuk nama batuan meteor ini adalah Taktite yang diberikan oleh para ilmuan. Batuan ini memang begitu menarik sehingga banyak ilmuan yang menelitinya. Beberapa institusi ilmiah yang meneliti dan menguji batuan Satam adalah Fakultas MIPA Universitas Padjajaran dan Laboratorium Kimia Mineral dan Lingkungan. Berdasarkan penelitian tersebut didapati bahwa batuan satam memang terbentuk dari perpaduan dari timah dengan meteor yang jatuh ke bumi sekitar 700 ribu tahun lalu.

Ciri Umum dan Ciri Asli Batu Satam

http://www.belitungisland.com

Batu Satam memang berbeda dengan batuan lainnya. Pada umumnya batu yang ditemukan sekitar 50 meter di bawah permukaan tanah ini memiliki ciri bagian luar yang tidak rata dan berlekuk-lekuk seperti dihiasi ukiran. Namun pada bagian dalamnya kita akan mendapati hal sebaliknya yaitu halus, rata seperti kaca berwarna hitam. Sementara itu untuk bentuk awalnya sebelum dipoles pengrajin terbilang variatif, ada yang bulat, lonjong hingga tak beraturan. Untuk mendapatkan batu satam yang asli maka Anda harus teliti dan cermat. Nah berikut ini adalah beberapa ciri batu satam yang asli tersebut.

1. Adanya guratan pada batuan satam dengan ukuran besar. Tapi pada batuan satam yang sudah dipotong menjadi kecil maka jarang sekali didapati guratan. Jadi dari sini Anda harus berhati-hati dan tidak boleh salam paham saat akan membelinya. 2. Ukuran batu satam yang paling besar yakni 15 cm. Jadi bila mendapati ukuran batu satam yang lebih dari 15 cm perlu dipertanyakan keasliannya. 3. Bila Anda akan membeli batu satam dengan ukuran yang tipis maka bila diberikan cahaya senter akan menampakkan warna hijau. Tapi bila batuan satam tersebut berbentuk bulat maka akan sulit untuk mengujinya dengan senter. 4. Warna batu satam yang asli adalah sangat hitam pekat yang didukung dengan permukaan yang mengkilap. Semakin mengkilap batu satam maka akan semakin tinggi harganya.

http://www.belitungisland.com

Batu Satam sebagai Souvenir Khas Belitung

Batu satam ini memang sangat khas dari daerah Belitung. Maka dari itu tidak sedikit pengunjung yang datang ke Belitung kemudian menjadikan batu satam sebagai souvenir yang ingin dibawa pulang. Batu satam sendiri memang menjadi barang yang banyak dicari dan diburu, terutama oleh para kolektor. Ini katena batu satam ini memang memiliki beberapa unsur seperti keindahan, keunikan dan kandungan magnet yang tidak dimiliki batu-batu lainnya. Tidak hanya itu, beberapa orang bahkan menganggap dan meyakini bahwa batu satam punya kekuatan tersendiri yang kemudian bisa digunakan untuk beberapa keperluan seperti penolak jin, setan serta penangkal racun. Untuk bisa mendapatkan batu satam dengan harga yang lumayan, Anda bisa mendatangi pusat kerajinannya yang ada di Pangkal Lalang, Tanjung Pandan, Belitung. Para pengrajin batu satam di Pangkal Lalang, Tanjung Pandan memang mendapatkan bahan batu satam ini langsung dari para penambang timah.

http://www.belitungisland.com

Pengrajin dan Penambang Batu Satam

Bicara mengenai para penambang satu satam ini memang akan ada bermacam-macam ragamnya. Tidak hanya mengenai harganya, tapi cara mendapatkannya pun terbilang unik. Ini karena banyak penambang yang mendapatkannya secara tidak sengaja. Sementara bila mereka mencarinya dengan sengaja, maka tidak jarang malah tidak mendapatkan batu satam. Untuk mendapatkan batu satam ini memang diakui para penambang terbilang sulit. Ini karena untuk mendapatkannya penambang harus mencarinya di bekas penambangan, itupun tidak semua spot atau area penambangan yang memiliki kandungan batu tersebut. Batu satam yang dijual para penambang sendiri dengan dua jenis yakni menjual apa adanya ketika pertama kali ditemukan atau menjualnya setelah menggosoknya. Sedangkan untuk para pengrajin batu satam biasanya akan menilai harga batu satam dari ukuran dan kualitas bagus-tidaknya. Batu satam sendiri bisa dibeli pengrajin dari para penambang dengan harga hingga jutaan rupiah. Setelah mendapatkan batu satam dari para penambang, para pengrajin akan langsung mengerjakan pembentukan batu satam agar terlihat lebih cantik. Biasanya batu satam ini dibentuk pengrajin menjadi berbagai macam hal seperti perhiasan, tasbih atau juga tongkat komando untuk kalangan militer.

Setelah membentuknya menjadi bentuk yang lebih cantik, pengrajin akan menjualnya pada konsumen. Harga batu satam dari pengrajin ini tentu lebih mahal dari harga penambang, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Harga batu satam yang mahal ini memang lumrah. Ini karena keberadaan batu satam yang langka dan sulit ditemukan. Pemasaran batu satam Belitung sendiri bukan hanya di Indonesia saja. Tapi batu satam Belitung ini juga banyak diminati oleh pangsa pasar mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang dan Hongkong. Mengenai harganya, batu satam terbilang selalu stabil, tidak seperti harga batu akik yang naik turun. Istilahnya harga batu satam ini tidak mengenal musim sehingga Anda tetap bisa mendapatkan harga yang tinggi bila ingin menjualnya lagi pada orang lain.

Tags: #ecns2007, #estudisprecolombins, #grupoalvorada

POSBELITUNG.CO--Ketika berkunjung ke Pulau Belitung, tepatnya di Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, tidak pas rasanya jika tak melihat Tugu Batu Satam. Tugu ini merupakan icon Kota Tanjungpandan Kabupaten Belitung, tempat ini menyajikan suasana kota sibuk dan bersih.

Terlihat dari tamannya yang bersih, di tempat ini juga tersedia tempat duduk bagi para pengunjung yang ingin beristirahat, sembari melihat kesibukan kota pada pagi atau sore hari.  Bagi Anda yang ingin mengabadikan foto dan video dengan menggunakan background Tugu Batu Satam tempat ini menjadi tujuan yang tepat.

Setelah puas berfoto dan bersantai, di Tugu Batu Satam tersebut, pengunjung juga bisa begeser sisi samping Tugu tersebut, pengunjung bisa menikmati kopi dan makanan khas Belitung, pengunjung bisa langsung ke kawasan ‎Kv senang atau kavling senang.‎

Di kawasan ini selalu ramai di akhir pekan, baik di Tugu Batu Satam dan kawasan KV senang, seperti sabtu malam atau malam minggu, tempat ini banyak dikunjungi anak mudah yang sekedar melihat air mancur di Tugu Batu Satam, ‎atau nongkrong sambil menikmati kopi.

Dulunya, KV memang dibangun sebagai tempat nongkrong atau bersantai pada saat jam istirahat para pekerja kantor, sopir dan penjaga toko-toko di Belitung pada saat itu.

Di area ini terdapat kedai-kedai kopi, warung makan, dan toko souvenir dan lainnya, di KV Senang ini biasanya tempat orang datang untuk mengobrol sambil menikmati kopi, salah satu kedai yang tertua yaitu waroeng kopi Ake. Awal ia berjualan kopi menggunakan gerobak di bawah Tugu Jam Gede pada tahun 1922 sebelum masuk ke kawasan KV Senang‎.

Di samping waroeng kopi Ake, terdapat pula kedai mak jannnah yang saat ini masih berjualan mie rebus Belitong, warung tersebut selalu berdampingan sejak dulu, masing warung, saat ini telah dikelola oleh generasi ke empat.

warkop Ake dan Mie Belitong Mak Jannnah ini, seakan telah menjadi trademark KV Senang. Dari dulu kedua warung tersebut selalu rukun, sebagaimana di ketahui kedua warung tersebut memiliki keyakinan yang berbeda. ‎Selain kedai mak jannah dan warkop Ake, di kawasan terdapat pula kongdjie coffee, Toko Al-Akwan yang menjualkan suvenir Batu Satam dengan berbagai bentuk, serta toko Oleh-oleh khas Belitung yang menjual Batik, Kaos, Snack, dan Souvenir. (Posbelitung.co/Yuranda)

POSBELITUNG.CO -- Batu satam atau billitonite merupakan tektites khas dari belitung.

Batu ini memiliki bentuk tak beraturan dengan tekstur berurat, dan berwarna hitam gelap.

Batu satam merupakan unsur yang sangat langka yang perlu diakui sebagai warisan geologis.

Melansir dari situs duniatambang.co.id, penamaan batu satam Belitung disebut billitonite karena mengacu pada tempat ditemukannya batu tersebut, yaitu Pulau Belitung.

Di belahan dunia yang lain, tektit juga dinamai dengan merujuk kepada tempat mereka ditemukan.

Seperti Australite yang ditemukan di Australia , Moldavite yang ditemukan di Republik Ceko, dan Ivorite yang ditemukan di Pantai Gading.

Saat ini terdapat empat wilayah sebaran bebatuan tektit di permukaan bumi yang dicatat oleh para geolog:

di antaranya Australasia, Eropa Tengah, Pantai Gading dan Amerika Utara.

Bebatuan tektit tersebut memiliki kemiripan satu sama lain, baik dari sisi fisikal, kimiawi, maupun usia bebatuan.

Tiga di antara empat wilayah persebaran batu tektit tersebut memiliki hubungan langsung dengan keberadaan kawah hasil benturan meteorit di lokasi penemuannya.

Di Belitung, batu satam dijadikan sebagai ikon kota Tanjungpandan, yakni ibu kota dari Kabupaten Belitung.

Sebuah tugu replika Batu Satam berada di tengah-tengah taman kota, tepatnya di Bouevard Simpang Lima Tanjungpandan.

Karena keunikannya, batu satam kerap dijadikan sebagai cenderamata atau oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Belitung.

Di Belitung, masyarakat menjadikannya batu unik ini dalam berbagai bentuk perhiasan seperti cincin, liontin, dan giwang.